Bernyanyi bisa menyembuhkan Gangguan berbicara
Selasa, 22 Mei 2012
0
komentar
Bernyanyi bisa menyembuhkan Gangguan berbicara - Para peneliti memperbandingkan dua gaya nyanyian klasik dan Hindustan untuk menemukan penyembuhan gangguan berbicara.
Nyanyian Hindustan yaitu gaya nyanyian tradisional India Utara, dan nyanyian klasik seperti musik Puccini, Mozart dan Wagner, sangat bervariasi dalam teknik dan bunyi. Saat ini para peneliti patologi cara-bicara-
Nyanyian Hindustan yaitu gaya nyanyian tradisional India Utara, dan nyanyian klasik seperti musik Puccini, Mozart dan Wagner, sangat bervariasi dalam teknik dan bunyi. Saat ini para peneliti patologi cara-bicara-
bahasa
di Universitas Missouri sedang memperbandingkan kedua gaya tersebut
dengan harapan menemukan penyembuhan tremor laringeal yang merupakan
gangguan vokal yang berhubungan dengan banyak gangguan neurologis yang
bisa menyebabkan kesulitan-kesulitan berat dalam berkomunikasi.
Bunyi atau suara dihasilkan di dalam laring yang terletak di dalam leher. Tremor vokal atau suara timbul ketika laring mengalami kekejangan pada waktu berbicara yang menghasilkan suara mendesah dengan nada yang selalu berubah-ubah. Orang-orang yang menderita penyakit Parkinson dan gangguan-gangguan serupa lainnya kerapkali menunjukkan tremor vokal. Saat ini para patolog cara-bicara-bahasa hanya bisa membantu para pasien untuk mengontrol tremor. Dengan memahami fisiologi di balik fluktuasi atau kenaikan nada yang disengaja atau tidak disengaja, peneliti Universitas Missouri berharap menemukan langkah penyembuhan atau pengobatan.
"Gaya-gaya nyanyian Hindustan dan klasik sangat berbeda," kata Nandhu Radhakrishnan yang merupakan profesor komunikasi sains dan gangguan di Sekolah Profesi Kesehatan. "Dalam nyanyian Hindustan, para penyanyi menggunakan 'Taan' untuk memodulasi nada dengan sengaja, di lain pihak para penyanyi klasik menggunakan vibrato untuk meninggirendahkan nada secara tidak sengaja. Berbekal pengetahuan ini, kita bisa mengembangkan terapi khusus untuk menyembuhkan tremor vokal atau tremor laringeal."
Radhakrishnan merupakan peneliti pertama yang mempelajari fisiologi nyanyian Hindustan. Dia bekerja bersama Ronald Scherer dari Universitas Negara Bagian Bowling Green di Ohio, dan Santanu Bandyopadhyay yang merupakan seorang guru vokal di Benggala Barat, India. Dalam studinya, dia menemukan beberapa perbedaan antara nyanyian Hindustan dan klasik. Utamanya, nyanyian Hindustan memiliki keistimewaan naik turun nada cepat yang disengaja yang Radhakrishnan sebut sebagai "gerak Taan". Sebaliknya, para penyanyi klasik menggunakan modulasi vokal seperti vibrato untuk membuat perpindahan halus di antara nada-nada.
Para penyanyi klasik menggunakan apa yang dikenal sebagai forman (puncak-puncak spektrum bunyi) penyanyi untuk mempertinggi jangkauan frekuensi tertentu yang enak didengar dengan cara merendahkan laringnya dan melebarkan sistem vokal. Namun para penyanyi Hindustan tidak menggunakan forman penyanyi. Tanpa hal ini, para penyanyi Hindustan bernyanyi pada volume yang lebih rendah dibandingkan dengan para penyanyi klasik, dan suara nyanyian mereka terdengar sangat mirip dengan suara berbicara mereka. Radhakrishnan juga mengamati bahwa nyanyian Hindustan memerlukan pelafalan tepat lirik, sebagaimana notasi mengarahkan pelafalan dalam musik klasik.
Untuk membuka rahasia nyanyian Hindustan, Radhakrishnan merekam seorang guru nanyian India yang menyanyikan gerak Taan tunggal berulang-ulang. Walaupun para penyanyi biasanya menyanyikan beberapa fluktuasi nada ini berturut-turut, Radhakrishnan hanya merekam satu gerak untuk mengisolasi tekniknya bagi studi ilmiah. Radhakrishnan menggunakan peralatan yang mengukur variabel-variabel seperti tekanan paru-paru, durasi di mana lipatan-lipatan vokal terbuka atau tertutup, dan rasio di mana udara keluar dari laring.
Studi tersebut dipublikasikan baru-baru ini di Journal of Voice. Beberapa bulan mendatang, Radhakrishnan akan mempublikasikan studi lainnya tentang gerak Taan yang memfokuskan pada aspek-aspek performa teknik tersebut.
Bunyi atau suara dihasilkan di dalam laring yang terletak di dalam leher. Tremor vokal atau suara timbul ketika laring mengalami kekejangan pada waktu berbicara yang menghasilkan suara mendesah dengan nada yang selalu berubah-ubah. Orang-orang yang menderita penyakit Parkinson dan gangguan-gangguan serupa lainnya kerapkali menunjukkan tremor vokal. Saat ini para patolog cara-bicara-bahasa hanya bisa membantu para pasien untuk mengontrol tremor. Dengan memahami fisiologi di balik fluktuasi atau kenaikan nada yang disengaja atau tidak disengaja, peneliti Universitas Missouri berharap menemukan langkah penyembuhan atau pengobatan.
"Gaya-gaya nyanyian Hindustan dan klasik sangat berbeda," kata Nandhu Radhakrishnan yang merupakan profesor komunikasi sains dan gangguan di Sekolah Profesi Kesehatan. "Dalam nyanyian Hindustan, para penyanyi menggunakan 'Taan' untuk memodulasi nada dengan sengaja, di lain pihak para penyanyi klasik menggunakan vibrato untuk meninggirendahkan nada secara tidak sengaja. Berbekal pengetahuan ini, kita bisa mengembangkan terapi khusus untuk menyembuhkan tremor vokal atau tremor laringeal."
Radhakrishnan merupakan peneliti pertama yang mempelajari fisiologi nyanyian Hindustan. Dia bekerja bersama Ronald Scherer dari Universitas Negara Bagian Bowling Green di Ohio, dan Santanu Bandyopadhyay yang merupakan seorang guru vokal di Benggala Barat, India. Dalam studinya, dia menemukan beberapa perbedaan antara nyanyian Hindustan dan klasik. Utamanya, nyanyian Hindustan memiliki keistimewaan naik turun nada cepat yang disengaja yang Radhakrishnan sebut sebagai "gerak Taan". Sebaliknya, para penyanyi klasik menggunakan modulasi vokal seperti vibrato untuk membuat perpindahan halus di antara nada-nada.
Para penyanyi klasik menggunakan apa yang dikenal sebagai forman (puncak-puncak spektrum bunyi) penyanyi untuk mempertinggi jangkauan frekuensi tertentu yang enak didengar dengan cara merendahkan laringnya dan melebarkan sistem vokal. Namun para penyanyi Hindustan tidak menggunakan forman penyanyi. Tanpa hal ini, para penyanyi Hindustan bernyanyi pada volume yang lebih rendah dibandingkan dengan para penyanyi klasik, dan suara nyanyian mereka terdengar sangat mirip dengan suara berbicara mereka. Radhakrishnan juga mengamati bahwa nyanyian Hindustan memerlukan pelafalan tepat lirik, sebagaimana notasi mengarahkan pelafalan dalam musik klasik.
Untuk membuka rahasia nyanyian Hindustan, Radhakrishnan merekam seorang guru nanyian India yang menyanyikan gerak Taan tunggal berulang-ulang. Walaupun para penyanyi biasanya menyanyikan beberapa fluktuasi nada ini berturut-turut, Radhakrishnan hanya merekam satu gerak untuk mengisolasi tekniknya bagi studi ilmiah. Radhakrishnan menggunakan peralatan yang mengukur variabel-variabel seperti tekanan paru-paru, durasi di mana lipatan-lipatan vokal terbuka atau tertutup, dan rasio di mana udara keluar dari laring.
Studi tersebut dipublikasikan baru-baru ini di Journal of Voice. Beberapa bulan mendatang, Radhakrishnan akan mempublikasikan studi lainnya tentang gerak Taan yang memfokuskan pada aspek-aspek performa teknik tersebut.
Sumber: sainspop.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar